Flash News
Mail Instagram Pinterest RSS
Mega Menu

Ternyata Mudah Beternak Bebek

Bagi sebagian orang, beternak merupakan sesuatu hal yang merepotkan, mengikat waktu dan melelahkan. Terbayang bagi mereka, waktu yang harus diluangkan untuk merawat, tidak dapat dilakukan secara instan tapi harus dilakukan secara berkelanjutan. Belum lagi permasalahan penyakit ternak yang bisa saja datang secara tiba-tiba dan dapat menimbulkan kematian ternak secara spontan. Gencarnya isu flu burung yang melanda Indonesia dan Negara Asia lainnya sempat menyebabkan konsumsi dan permintaan atas daging unggas turun. Mungkin faktor-faktor di atas juga menjadikan masyarakat kita enggan memulai usaha di sektor ternak, terutama ternak unggas.

Namun tidak demikian yang dirasakan oleh bapak satu ini. Supriyadi, seorang warga Kelurahan Kramat Utara RW 07, telah beternak bebek selama bertahun-tahun. Di samping profesinya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Kesehatan, Supriyadi   berhasil mengembangbiakkan ternaknya hingga mencapai 200-an ekor. “Untuk mengisi waktu luang sehari-hari dan menambah uang jajan anak,” begitu motivasi sederhananya.


Beternak bebek tidak sesulit yang dibayangkan 
Supriyadi, yang juga dipercaya sebagai Koordinator LKM Mekar Abadi, Kelurahan Kramat Utara, Kota Magelang ini menuturkan, untuk memberi makan ternak bebeknya ia menghabiskan bekatul sebanyak 10 – 15 kg per hari. Selain itu, ia juga memanfaatkan makanan sisa dari dapur, yang seringkali dirasa sayang kalau dibuang. Setiap pagi, dengan tekun Supriyadi, dibantu keluarganya, memberikan pakan dan membersihkan kandang secara berkala.

Pada musim panen padi, Supriyadi lebih berlega hati, karena bebeknya tidak perlu diberi makanan dari bekatul. Cukup digiring ke sawah milik warga. Dengan jalan seperti ini, ia dapat menghemat biaya pakan. Bahkan, pada musim panen tersebut, jumlah telur yang dihasilkan cenderung lebih stabil, yakni berkisar 26 telur per harinya. Dengan harga telur mentah Rp1.300 per butir, Supriyadi bisa meraup hasil sekitar Rp30.000 per hari, itu setelah dikurangi dengan harga makanan per hari.

Lebih lanjut, bapak dari 2 putri dan 1 putra ini mengaku, awalnya beternak bebek merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang. Namun, setelah dilakukan, ternyata memberi manfaat yang cukup berarti untuk ekonomi rumah tangganya. Ternyata, semua ternaknya jarang sekali mendapatkan penyakit, karena bebek termasuk dalam jenis unggas yang tahan penyakit.

Bergelut dengan bebek, tak ayal menyebabkan Supriyadi harus siap berkutat dengan lumpur sawah dan berjalan di antara beceknya tanah persawahan. Namun ini tak menyurutkan langkahnya. Sebagai seorang kepala keluarga, itu merupakan suatu perjuangan yang dilakukan dengan tulus ikhlas, demi anak dan istri tercinta. Buat dia, segala pekerjaan, jika dilakukan dengan ikhlas, akan terasa ringan dan bukan menjadi beban. Lumpur dan kotoran pun tak menjadi penghalang untuk Supriyadi berjuang mendapatkan uang tambahan bagi keluarga.

Hal tersebut di atas membuktikan, sebenarnya untuk ternak bebek sangatlah mudah, semudah ternak ayam. Hanya saja masyarakat terbiasa berpikir, mencari uang identik dengan bekerja pada suatu perusahaan. Padahal dengan beternak bisa membuat kita memiliki waktu dan penghasilan yang dapat kita rencanakan berdasarkan kemampuan dan kemauan kita. Semangat Supriyadi perlu ditularkan kepada masyarakat. [Jateng]

Informasi lebih lanjut silakan menghubungi:
LKM Mekar Abadi
Balai Kelurahan Kramat Utara, Kota Magelang
Jawa Tengah